Warna Dalam Desain

Warna dalam desain merupakan suatu obyektif/fisik berupa sifat cahaya yang dipancarkan, atau secara subyektif/psikologis merupakan bagian dari pengalaman indera pengelihatan. Secara obyektif atau fisik, warna dihasilkan oleh panjang gelombang. Warna yang dihasilkan berbeda-beda sesuai dengan panjang gelombang elektromagnetik yang terbentuk.

Cahaya yang dapat ditangkap indera penglihatan manusia memiliki panjang gelombang 380 hingga 780 nanometer. Cahaya antara dua jarak nanometer tersebut dapat diurai melalui prisma kaca menjadi warna-warna pelangi yang disebut spectrum atau warna cahaya. Proses terlihatnya warna terjadi karena adanya cahaya yang menimpa suatu benda, dan benda tersebut memantulkan cahaya ke mata (retina) sehingga terlihat suatu warna. Benda memiliki suatu warna tertentu karena sifat pigmennya yang memantulkan warna tersebut dan menyerap warna lainnya.

Sebagai bagian dari keseharian manusia, warna berperan penting dalam mempertegas dan memperkuat kesan atau tujuan suatu objek atau karya desain. Dalam perencanaan corporate identity, warna mempunyai fungsi untuk memperkuat aspek identitas. Contoh warna sebagai identitas suatu objek adalah sebagian besar pembaca akan mengingat buah pisang karena warna kuning, atau langit karena warna biru.

Secara umum, warna dianggap mewakili suatu sifat atau karakter, seperti:

  1. Hitam, sebagai warna yang tertua (gelap) dengan sendirinya menjadi lambang untuk sifat gulita dan kegelapan (juga dalam hal emosi).
  2. Putih, sebagai warna yang paling terang, melambangkan cahaya, kesucian.
  3. Abu-abu, merupakan warna yang paling netral dengan tidak adanya sifat atau kehidupan spesifik.
  4. Merah, bersifat menaklukkan, ekspansif (meluas), dominan (berkuasa), aktif dan vital (hidup), panas membara, peringatan, penyerangan, cinta.
  5. Kuning, dengan sinarnya yang bersifat kurang dalam, merupakan wakil dari hal-hal atau benda yang bersifat cahaya, momentum dan mengesankan kebahagiaan, keceriaan dan hati-hati
  6. Biru, sebagai warna yang menimbulkan kesan dalamnya sesuatu, sifat yang tak terhingga dan transenden, luas, terpercaya, professional, disamping itu memiliki sifat tantangan.
  7. Hijau, mempunyai sifat keseimbangan dan selaras, membangkitkan ketenangan dan tempat mengumpulkan daya-daya baru, identik dengan pertumbuhan dalam lingkungan,pasukan perdamaian,kepuasan
  8. Merah jambu, warna yang identik dengan wanita, feminim, menarik/cantik, gulali
  9. Orange, warna yang identik dengan musim gugur, penuh kehangatan, halloween.
  10. Coklat, warna yang mengesankan hangat, identik dengan musim gugur, kotor, bumi
  11. Ungu, warna yang identik dengan kesetiaan, kepuasan, mewah

Dalam mengaplikasikan warna, Brewster menyatakan terdapat empat pembagian warna:

  1. Warna Primer yang terdiri atas warna merah, kuning, biru, putih, dan hitam
  2. Warna Sekunder yang merupakan hasil pencampuran dua warna primer dengan perbandingan 1:1
  3. Warna Tersier yang merupakan hasil pencampuran warna primer dan warna sekunder
  4. Warna Netral merupakan pencampuran ketiga warna dasar dengan proporsi 1:1:1

Selain itu, dalam warna dikenal pula temperature warna dingin dan panas. Nilai warna yang semakin mengarah ke warna kuning, jingga, ataupun merah dianggap sebagai warna bersuhu panas, sedangkan warna yang mengarah ke warna biru, ataupun hijau dianggap sebagai warna bersuhu dingin.

Dalam mengombinasikan warna, dikenal empat macam hubungan warna:

  1. Komplementer adalah kombinasi dua warna yang saling berseberangan dengan sudut 180 derajat, contohnya adalah warna biru dan jingga
  2. Split Komplementer adalah kombinasi dua warna yang nyaris berseberangan, di mana suatu warna dikombinasikan dengan warna lain yang tepat bersebelahan dengan warna di seberangnya, contohnya adalah warna biru dan jingga kemerahan
  3. Triadik adalah kombinasi tiga warna yang membentuk segitiga sama sisi dengan sudut 60 derajat
  4. Analogus adalah kombinasi dua atau lebih warna yang saling bersebelahan, contohnya adalah kuning, kuning jingga, jingga, hingga ke warna merah

Menerapkan teori warna dapat membantu menyiapkan desain yang baik dan mudah diterima oleh target suatu brand.